Jangan Lupa Kuburan (Kiat Berburu Rumah Baru)



Apa yang Anda cermati jika Anda sedang berburu untuk membeli rumah baru? Tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan, keamanan, dan harganya yang terjangkau kocek. Anda akan mempertimbangkan segi lokasinya yang strategis, desain yang bagus, bahan bangunan yang berkualitas, sarana jalan yang memadai. Hal lainnya: masalah sanitasi, sarana peribadatan, pendidikan, fasilitas umum dan fasilitas khusus, seperti taman, sarana olah raga dan sarana bermain. Lalu, harus aman dari banjir serta bebas polusi yang di luar batas toleransi. Pokoknya yang terbayang adalah hunian yang nyaman untuk menyongsong kehidupan Anda dan keluarga yang lebih baik.

Adakah diantara pemburu rumah baru yang menanyakan fasilitas kuburan? Hehehe, saya kira jangankan nanya, kepikiran pun tidak. Mungkin dianggap aneh kalau nanya kuburan, atau malah akan jadi bahan tertawaan. Mau menyongsong kehidupan di masa depan dengan rumah pribadi (meskipun nyicil) kok malah nanya kuburan. Ini bisa dikatagorikan jenis pertanyaan orang pesimis yang kalau dilontarkan akan bikin harga diri Anda melorot.

Sampai sekarang, saya belum pernah melihat dan mendengar ada developer yang mempromosikan hunian barunya dengan iming iming fasilitas kuburan yang luas dan mudah dijangkau. Atau developer yang menyelenggarakan undian dengan hadiah "rumah masa depan", berupa sebidang tanah kuburan, lengkap dengan biaya perawatan jenazah, plus batu nisan dari batu pualam kelas wahid. Padahal kuburan termasuk salah satu kebutuhan pokok. Ayo, Anda pernah dengar enggak? Kalau ada, hubungi saya dengan bukti yang akurat dan otentik. Saya akan ngasih hadiah sebuah kuburan yang siap huni (dengan syarat harus langsung Anda huni). Kalau developer pake ngomongin kuburan, alih alih menarik minat pembeli, malah akan dijauhi karena yang terbayang adalah makhluk sejenis hantu, pocong, kuntilanak, genderuwo dan sejenisnya yang gentayangan di perumahan tersebut. Atau yang terbayang di benak calom pembeli, dia akan cepat mati jika berdomisili di sana. Maka kayanya menjadi semacam pantangan dalam mempromosikan perumahan: jangan sekali kali bicara kuburan. Akan menakutkan.

*****

Nah ini contoh kasus yang perlu Anda renungkan. Di tahun kedua saya menempati rumah BTN (Bangunan Tak Normal), sore hari ada bayi yang meninggal. Di luar dugaan, pengelola kuburan yang letaknya tidak jauh dari perumahan kami, menolak menguburkan jenazah yang mungil itu. Alasan mereka, tanah kuburan itu adalah tanah wakaf untuk penduduk asli/pribumi di sana. Warga perumahan rupanya dipandang sebagai “pendang haram”. Sempat terjadi adu mulut yang sengit. Ayah si bayi pun sempat sesumbar mau menguburkan jasad anak tercintanya di halaman rumahnya. “Siapa yang mau melarang. Ini tanah saya,” katanya dengan emosi dan siap tempur, eh.....siap menggali. Beruntung ada tetangga berjiwa diplomat yang bisa meloby pengurus kuburan. (Kalau Anda curiga, saya juga tidak tahu, apakah dia ber-KKN, pake pelicin semacam uang rokok, atau uang kuburan. Berbaik sangka aja ya.). Penguburan pun berlangsung dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya. Ya, maklum cuma bayi mungil yang hanya butuh sejumput kecil lahan kuburan.

Rupanya ada beberapa kasus serupa yang tak kalah serunya. Katanya, dalam obrolan antar tetangga, pernah ada jenazah yang “diusung" ke depan kantor pemasaran developer yang belum menyiapkan lahan kuburan. Developer dan pihak konsumen sama sama tidak kepikiran kalau akan ada yang meninggal terlalu cepat dan mendadak, tidak minta izin atau ngasih tahu dulu jauh jauh hari. Kalau sudah begitu, ya harap maklum saja, kejadian ini diluar perkiraan dan tidak diharapkan semua pihak. Dan jelas ini juga kesalahan calon pembeli yang lalai kalau malaikat maut selalu menguntitnya kemana pun dia melangkah. Jika waktunya tiba, dan jatah helaan nafasnya sudah habis, tidak perduli siapapun dan dalam keadaan apapun, nyawa pun akan direnggutnya. Bisa jadi, malaikat maut akan menyergap Anda, di malam pertama menempati rumah idaman yang sekian lama Anda impikan. Bukan rumah idaman yang Anda huni, tapi kuburan yang terlintas pun tidak dalam impian.

Jadi, jangan lupa kuburan ya. Kata ustad, jangan lupa kematian, biar hidup jadi bener. Bisakah kita buat kesimpulan, kalau kita tidak ingat kuburan waktu beli rumah, berarti hidup kita belum bener. Lupa akan mati.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ada tetangga di Rumah BTN saya mengubur anaknya di pekarangan rumah BTN...besar lagi...katanya sih anaknya masih kecil...cuman saya merasa rugi krn pas ajukan kredit di Bank lain ehh pihak bank gak mau proses..alasannya dekat kuburan...mohon pencerahannya apakah membuat kuburan di rumah BTN dibolehkan..???terima kasih